Senin, 12 November 2012

kekangan operasional


BAB III
Kekangan Operasional
3.1.Kekangan Dalam Basis Data
Di dalam perancangan dan penyusunan basis data ada beberapa aturan yang harus dipatuhi. Kekangan/batasan itu diperlukan agar file-file basis data yang disusun bisa memenuhi kriteria sesuai dengan definisi basis data. Terdapat beberapa kekangan yang harus dipatuhi pada file basis data agar dapat memenuhi kriteria sebagai suatu basis data. Beberapa aturan itu berhubungan dengan masalah kerangkapan data, inkonsistensi data, data terisolasi, keamanan data, dan integritas data.
1.    Kerangkapan Data, yaitu munculnya data-data yang sama secara berulang ulang pada file basis data yang semestinya tidak diperlukan. 

2.    Inkonsistensi Data, yaitu munculnya data yang tidak konsisten pada medan yang sama untuk beberapa file dengan kunci yang sama. Ketidak-konsistenan data biasanya terjadi akibat kesalahan dalam pemasukan data (data entry) atau update anomaly, yaitu suatu proses untuk meng-update data, tetapi mengakibatkan munculnya data yang tuda kkonsisten atau kehilangan informasi tentang objek yang ditinjau

3.    Data Terisolasi, disebabkan oleh pemakaian beberapa file basis data dimana program aplikasi tidak dapat mengakses data-data dari file tertentu sehingga seolah-olah ada file yang terpisah/terisolasi terhadap file yang lain dalam basis data. Data terisolasi harus dihindari karena akan berakibat pada tidak lengkapnya informasi yang dihasilkan dari dari pengolahan data dalam basis data.

4.    Security Problem, berhubungan dengan masalah keamanan data dalam sistem basis data. Pada prinsipnya file basis data hanya boleh digunakan oleh pemakai tertentu yang mempunyai wewenang untuk mengaksesnya.

5.    Integrity Problem, berhubungan dengan unjuk kerja sistem agar dapat melakukan kendali/kontrol pada semua bagian sistem sehingga sistem selalu beroperasi dalam pengendalian yang penuh.
3.2.Kekangan Dalam Database
a. Data Redundancy
Pada file manual sering terjadi penyimpanan data yang sama pada lokasi yang terpisah (cross location) tidak dapat dihubungkan, kalaupun dapat hanya dihubungkan dengan petunjuk silang (cross reference). Data yang terpisah selain memakan banyak tempat, juga sukar diremajakan (up-date) sekaligus secara bersamaan. Permasalahan yang timbul dapat dilihat pada kasus berikut.
b. Data Inconsistency.
Duplikasi data akan mengakibatkan data menjadi tidak konsisten. Inkonsistensi data (data tidak konsisten) terjadi dikarenakan bila terjadi perubahan terhadap data maka data harus dirubah dibeberapa tempat, hal ini tentunya tidak efisien.
c. Data Terisolir (Isolation Data)
Karena data tersebar dalam berbagai file, dan file-file mungkin dalam format format yang berbeda, akan sulit menuliskan program aplikasi baru untuk mengambil data yang sesuai.
d. Data Integrity
Basis data berisi file yang saling berhubungan, masalah utama adalah bagaimana kaitan antar file tersebut terjadi meski diketahui bahwa file A terkait dengan file B, namun secara teknis ada field yang mengaitkan kedua file tersebut oleh karena itu field kunci tidak dapat diabaikan dalam merancang suatu basis data.
Aturan keintegritasan data :
1.      Entity integrity
Nilai atribut primary key tidak boleh null (tidak dikenal)
Contoh:
PEGAWAI(NIP,Nama,Alm,Gaji,KdDiv)
NIP sebagai primary key tidak boleh bernilai null atau kosong atau tidak dikenal.
2.      Referential integrity
Nilai atribut foreign key harus sssuai dengan nilai atribut rujukan (primary key) pada relasi lain. Contoh:
PEGAWAI(NIP,Nama,Alm,Gaji,KdDiv)
DIVISI(KdDiv,Ket,Lokasi)
Atribut KdDiv sebagai foreign key pada relasi PEGAWAI Harus mempunyai nilai yang sesuai dengan rujukannya atribut KdDiv pada DIVISI.
3.      Entity participation
Keharusan/ketidakharusan adanya keanggotaan dari suatu relationship, pada saat perancangan database.
4.      Domain constraint
Domain merupakan sekumpulan nilai yang diizinkan untuk satu atau lebih dari satu atribut.
5.      Enterprise constraint
Aturan yang dispesifikasikan oleh DBA atau pemakai.
e. Data Security
Yang dimasud dengan data security adalah suatu cara pengaman data bari berbagai gangguan, seperti pencurian data, perubahan data, pengerusakan data, dll.
Berikut ini adalah beberapa cara pengaman data dari sekian banyak cara pengaman data yang bisa dilakukan. Pada contoh dibawah ini akan diberikan contoh pengaman data pada Oracle, yaitu :
Grant security (system privilege dan object privilege) Oracle grant security terdiri dari system privilege dan object privilege. System privilege memberikan hak akses kepada user untuk mengatur dan mengelola sistem database Oracle. Terdapat sekitar 80 system privilege yang ada di Oracle.
contoh :
sql> grant create any cluster to customer_role;
sql> grant select any table to fred;
sql> grant create any table to public;
sql> grant create tablespace to dba_role;
Object privilege merupakan hak akses yang diberikan kepada user untuk melakukan beberapa operasi pada beberapa objek database seperti; tabel, view, sequence, atau procedure.
contoh :
sql> grant select, insert on customer to fred, mary, joe;
sql> grant insert on order_table to update_role;
sql> grant all on customer to fred;
sql> grant select on customer_view to mary;
Role-based grant security
Role-based grant security pada dasarnya adalah kumpulan dari beberapa privilege yang dikumpulkan menjadi satu. Ini merupakan salah satu cara untuk memudahkan dalam pemberian hak akses kepada user
contoh :
sql> create role system_admin;
sql> grant select, update on customer to system_admin;
sql> grant select on item_table to system_admin;
sql> grant system_admin to user 1, user 2, user 3;
Grant execute security
Oracle menyediakan kemampuan untuk membuat hak akses dengan menciptakan suatu program tertentu melalui store procedure dan bahasa PL/SQL. Secara spesifik sdministrator dapat berkreasi dalam membuat hak akses user. Secara keseluruhan grant execute security memiliki cukup perbedaan dengan traditional grant security yang telah dibahas sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar